Saat Kritis

Tekanan dan perubahan kondisi membuat posisi Rasulullah SAW sulit dan kritis. Semua mata tertuju kepada beliau karena memang beliaulah orang yang terpenting untuk kedua belah pihak.

Karena kondisi yang berubah, hanya 2-3 orang sahabat seperti Abu Bakar, Sa'ad ibn Abi Waqqash dan Thalhah ibn Ubaydillah tetap melindungi Rasulullah SAW di sisi kiri, kanan dan depan. Jumlah yang sangat tidak memadai, namun dengan keberanian mereka, ketiganya tidak beranjak dari posisi melindungi.

Melihat penjagaan atas diri Rasulullah SAW melemah dan terbuka, beberapa orang musyrikin berhasil langsung berhadapan dengan beliau.

'Uthbah ibn Abi Waqqash melempar Rasulullah SAW dengan batu dan mengenai lambung dan gigi seri beliau. Bibir beliau terluka.

Abdullah ibn Syihab al-Zuhri memukul beliau dan kena di bagian kening.

Abdullah ibn Qami'ah dengan kudanya berhasil memukul bahu beliau dengan pedangnya. Pukulan ini sungguh keras sehingga lama membekas.

Dia berhasil memukul untuk kedua kalinya dan sama kerasnya. kali ini mengenai tulang pipi.

Dampaknya, ada dua kepingan baju besi yang Rasulullah SAW pakai pecah atau patah dan masuk ke pipi beliau sehingga mengucurkan darah. Sambil mengusap darah di pipi, Rasulullah SAW marah dan berkata:

Bagaimana suatu kaum akan mendapat keberuntungan jika mereka melukai wajah Rasulnya dan memecahkan gigi serinya? Namun kemarahan ini tidak lama, beliau pun berdoa: Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.

Dengan kondisi terdesak seperti ini, Rasulullah SAW dalam riwayat Ibn Hisyam, membunuh dua orang musyrik, yaitu 'Amr ibn Abdillah ibn Umayr dan Ubay ibn Khalaf.