Periode Pertama

Diketahui bahwa Muhammad SAW, pada awal turunnya wahyu pertama (iqra'), belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang Nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ ﴿١ قُمْ فَأَنذِرْ ﴿٢

Artinya:

Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan.

(QS. al-Muddatsir 74 :1-2)

 

Setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal.

Pertama, pendidikan bagi Rasulullah SAW, dalam membentuk kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ ﴿١ قُمْ فَأَنذِرْ ﴿٢ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ ﴿٣ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ ﴿٤ وَٱلرُّجْزَ فَٱهْجُرْ ﴿٥ وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ ﴿٦ وَلِرَبِّكَ فَٱصْبِرْ ﴿٧

Artinya:

Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah. Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran (syirik). Janganlah memberikan sesuatu dengan mengharap menerima lebih banyak darinya, dan sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah Tuhanmu.

(QS. al-Muddatsir 74 : 1-7)

 

إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا ﴿٥

Artinya:

Perintah ini disebabkan karena sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang sangat berat.

(QS. al-Muzammil 73 : 5)

Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan) atau surah al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah sebanding dengan sepertiga al-Qur'an, karena yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan tanzih (penyucian) Allah SWT.

Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam surah al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta, dan surah al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir miskin dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.