Cobaan Hijrah

  • Dalam rangka mempersiapkan kehijrahan Zainab, setelah membebaskan suaminya, Rasulullah SAW mengutus Zayd ibn Haritsah dan seorang Anshar untuk menjemput putrinya seraya berkata: Kalian berdua tunggulah di lembah Ya'jaj (kurang lebih 11 km dari Makkah) sampai Zainab lewat. Jika dia sudah lewat kalian temani dia sampai ke sisiku.
  • Abu al-'Ash tiba di Makkah dengan hartanya dan disambut meriah oleh penduduk Makkah. Setelah bertawaf, dia kembali ke rumah untuk menemui istri tercinta, Zainab. Setelah melepas rindu, diapun ingat akan janji yang diucapkannya kepada Muhammad SAW, lalu dia berkata: Wahai Zainab, bersiap-siaplah untuk menyusul ayahmu. Islam sudah menceraikan aku dengan kamu. Abu al-'Ash harus menepati janji karena dia dikenal selama ini sebagai orang yang amanah. Rasulullah SAW tahu akan hal ini dan yakin bahwa barter menantu dengan anak akan terjadi, karenanya beliau mengutus dua orang untuk menjemput putrinya.
  • Zainab sedih dengan perpisahan ini, namun keimanannya membawa lisannya berkata: Aku dengar dan aku taati Allah dan Rasul-Nya.
  • Ketika Zainab sedang bersiap-siap untuk hijrah, datanglah Hindun bint 'Utbah seraya berkata: Aku mendapatkan berita bahwa kamu wahai putri Muhammad, akan menyusul ayahmu. Zainab berkata: Aku tidak menginginkannya. Hindun berkata lagi: Wahai putri paman, pergilah jika kamu memerlukan sesuatu untuk sampai ke ayahmu, baik harta maupun tunggangan, saya punya itu, jangan malu untuk memintanya.
  • Zainab merasa bahwa Hindun sudah jujur, namun dia takut dan khawatir, karena itu dia tetap menyembunyikan maksud hijrahnya ini.
  • Setelah semua siap, kakak iparnya yang bernama Kinanah ibn al-Rabi' memberinya onta. Mereka berdua meninggalkan kota Makkah di siang hari dengan disaksikan banyak orang.
  • Berita kepergian Zainab dari Makkah akhirnya tersebar, banyak dari mereka tidak rela anak dari Muhammad yang telah membunuh keluarga mereka di Badr, meninggalkan kota dengan leluasanya. Merekapun mengejarnya.
  • Zainabpun terkejar di daerah Dzi Thua, dan orang yang pertama berhail mengejarnya adalah Habbar ibn al-Aswad ibn Abdul Mutthalib dan Nafi' ibn Abd al-Qays. Habbar menakut-nakutinya dengan tombak, sedangkan Zainab yang saat itu sedang hamil hingga beliau keguguran.
  • Lalu kakak iparnya Kinanah, menghadang mereka dan dia berteriak: Aku bersumpah demi Allah, jika ada yang berani mendekat, aku akan memanahnya.
  • Abu Sofyan datang melerai seraya berkata: Kamu kurang arif dan kurang tepat, kamu keluar bersama iparmu secara terang-terangan di muka khalayak ramai, sedangkan kamu tahu apa yang sedang menimpa kami dan apa yang disebabkan oleh Muhammad bapaknya ipar kamu ini terhadap kami. Kelakuan kamu seperti itu merupakan penambah kepedihan kami. Demi Tuhan, kami tidak berhasrat untuk menawan perempuan ini dari kembali kepada bapaknya. Karena itu kembalilah ke Makkah, lalu pergilah dan tinggalkan Makkah setelah hal ini reda dan pergi secara sembunyi-sembunyi.
  • Zainab kembali ke rumah suaminya dan pingsan setibanya di sana akibat dari darah yang keluar dari badannya (beliau hamil dan keguguran karena peristiwa di atas).
  • Selang beberapa hari, setelah pulih dan lebih sehat, beliau mempersiapkan diri untuk berhijrah ke Madinah. Kali ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, diantar oleh iparnya Kinanah ibn al-Rabi' sampai ke Dzi Thua. Di situ sudah menunggu Zayd ibn Haritsah dan seorang anshar yang akan membawa Zainab ke Madinah.