Hijrahnya Zainab
- Semasa Rasulullah SAW di Makkah, Zainab sudah memeluk islam, namun suami masih kafir.
- Zainab berusaha untuk mengajak suaminya memeluk islam namun selalu ditolak, hanya karena keduanya saling mencintai, pasangan ini masih terus bertahan dalam satu rumah tangga.
- Ketika hampir semua umat islam berhijrah ke Madinah, termasuk Rasulullah SAW, Zainab masih tetap di Makkah, hal ini tentu membuat masalah dan pikiran tersendiri buat keduanya. Rasulullah SAW membolehkan putrinya ini untuk tetap di Makkah mengikuti suaminya.
- Selang 2 tahun setelah Rasulullah SAW berhijrah, terjadilah perang Badr. Seribu musyrikin Quraisy datang menyerang, salah satu dari mereka adalah Abu al-'Ash.
- \n
Allah SWT menentukan bahwa peperangan itu dimenangkan oleh kaum muslimin, puluhan orang musyrikin Makkah tewas dan puluhan lagi ditawan, salah satu dari mereka adalah Abu al-'Ash, menantu Rasulullah SAW.
\n - \n
Kejadian ini tentu membuat gelisah Zainab, antara keimanan dan cinta serta taat kepada suami berbenturan.
\n - \n
Zainab ingin menebus kebebasan Abu al-'Ash dengan harta yang memang banyak dimilikinya. Bersama tebusan yang dikirim oleh penduduk Makkah, Zainab juga mengirim harta tebusan untuk membebaskan suami tercinta, diselipkan diantaranya kalung ibunya Khadijah, yang dihadiahkan pada hari pernikahannya.
\n - \n
Melihat kalung Khadijah, Rasulullah SAW sedih luar biasa, beliaupun menyerukan kepada para sahabatnya: Jika kalian berpendapat bahwa kalian bisa membebaskan tawanannya dan mengembalikan hartanya, maka lakukanlah. Para sahabat menjawab: Tentu wahai Rasulullah SAW.
\n - \n
Abu al-'Ash dibebaskan dengan syarat, Zainab dibiarkan berhijrah ke Madinah oleh suaminya.
\n