Pernikahan Khadijah dengan Muhammad
Ketika Muhammad masih lagi muda, Khadijah yang sudah mendengar dan mengetahui reputasi Muhammad sebagai pemuda yang jujur, pedagang yang ulet dan amanah, maka beliau pun mempercayakan Muhammad untuk membawa dagangannya ke Syam ditemani oleh budaknya yang bernama Maysarah. Perdagangan ini menghasilkan keuntungan yang lebih dari biasanya. Maysarah pun melaporkan kejadian yang dialamai dan dilihatnya selama perjalanan bersama Muhammad.
Khadijah sangat mengagumi akhlak dan kepiawaian Muhammad dalam berdagang. Khadijah juga menilai bahwa Muhammad cocok untuk dirinya. Keinginannya ini diceritakannya kepada seorang sahabatnya yang bernama Nafisah bint Munayyah.
Nafisah pun menemui Muhammad dan bertanya: Hai Muhammad, kenapa kamu belum menikah? Muhammad menjawab:
Saya tidak punya sesuatu untuk menikah.
Bagaimana kalau dia yang memenuhinya, dan seorang itu memiliki harta, kecantikan, keturunan yang mulia, dan kesetaraan. Apakah kamu mau?
Dan siapakah dia itu?
Khadijah bint Khuwailid.
Jika dia menyetujui, maka saya sudah menerimanya.
Nafisah memberitahukan Khadijah kabar gembira ini, Khadijah menyambutnya dengan gembira. Lalu, semua persiapan yang diperlukan pun dilakukan.
Abu Thalib, Hamzah dan paman Muhammad lainnya datang meminang Khadijah untuk Muhammad.
Perkawinan dilaksanakan dengan mas kawin 20 ekor onta betina.
Di hari perkawinan mereka, Khadijah mengadakan walimah dengan bersedekah kepada fakir miskin, bahkan ketika ibu susu suami barunya datang, yaitu Halimah al-Sa’diyah, Khadijah menghadiahinya 40 ekor kambing sebagai rasa terima kasih karena telah pernah mengasuh Muhammad yang kini sudah menjadi suaminya.