Surat kepada al-Muqawqis, Raja Mesir
Dikirim hampir bersamaan dengan surat-surat lainnya, akhir tahun 6 atau awal tahun 7 H.
Penguasa Mesir dan Iskandariah bernama: Jurayj ibn Mata yang digelari sebagai al-Muqawqis.
Utusan yang dipilih: Hatib ibn Abi Balta’ah.
Isi surat:
بسم الله الرحن الرحيم
من محمد عبد الله ورسوله إلى المقوقس عظيم القبط. سلام على من اتبع الهدى، أما بعد. فإني أدعوك بدعاية الإسلام، أسلم تسلم، وأسلم يؤتك الله أجرك مرتين، فإن توليت فإن عليك إثم أهل القبط ( يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم أن لا نعبد إلا الله ولا نشرك به شيئا، ولا يتخذ بعضنا بعضا اربابا من دون الله، فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون).
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya kepada al-Muqawqis penguasa Qibti. Keselamatan keatas mereka yang mengikuti petunjuk. Masuklah Islam engkau akan selamat. Masuklah Islam, Jika engkau menolak, maka engkau akan menanggung dosa kaum Qibti.(Katakanlah: Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).
(QS 3:64)
Dialog Duta dan Raja
Setibanya utusan Rasulullah SAW di Mesir, terjadi dialog yang menarik sekali.
Hatib berkata: Sesungguhnya sebelum Tuan ada seseorang yang mengaku sebagai Tuhan, maka Allahpun mengazabnya di akhirat dan juga di dunia. Karena itu ia diazab akibat pengakuannya. Oleh karena itu jadikan itu pelajaran, jangan sampai orang lain menjadikan tuan pelajaran.
Muqawqis berkata: Sesungguhnya kami sudah memiliki agama, dan kami tidak akan menggantinya kecuali dengan agama yang lebih baik.
Hatib berkata: Kami mengajak kalian untuk memeluk Islam dan cukup Allah saja tanpa ada tuhan yang lain. Sesungguhnya agama ini sudah menyerukan kepada seluruh manusia, lalu kaum yang paling keras menentangnya adalah Quraisy, yang paling memusuhinya adalah Yahudi dan yang paling dekat adalah Nasrani. Sesungguhnya tidaklah kabar gembira yang disampaikan Musa tentang Isa, kecuali sama seperti kabar gembira yang disampaikan Isa tentang Muhammad. Dan tidaklah ajakan kami kepada kalian, kecuali sama sebagaimana ajakan pengikut Injil kepada ahli Taurat. Dan setiap Nabi mendapatkan sebuah kaum, maka mereka adalah ummatnya, mereka wajib menta’atinya, dan Tuan salah satu orang yang didapati Nabi ini. Kami tidaklah melarang kalian untuk beragama al-Masih, akan tetapi kami memerintahkan kalian untuk menjalankannya
Muqawqis berkata: Aku melihat bahwa agama ini tidak memerintahkan hal-hal yang dihindari, dan tidak juga melarang sesuatu yang disukai. Aku tidak melihat bahwa dia adalah seorang penyihir yang sesat, tidak juga peramal yang bohong dan aku juga mendapati tanda-tanda kenabian dengan mengeluarkan hal-hal yang tersembunyi dan menyampaikan hal yang samar. Aku akan memikirkannya.
Surat Balasan
Muqawqis membalas surat Nabi SAW dengan menyuruh sekretarisnya yang menuliskannya dalam bahasa Arab.
بسم الله الرحمن الرحيم
لمحمد بن عبد الله من المقوقس عظيم القبط. سلام عليك، أما بعد. فقد قرأت كتابك، وفهمت ما ذكرت فيه وما تدعو إليه، وقد علمت أن نبيا بقي، وكنت أظن أنه يخرج بالشام، وقد أكرمت رسلك، وبعثت إليك بجاريتين لهما مكان في القبط عظيم، وبكسوة، وأهديت إليك بغلة لتركبها، والسلام عليك.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Untuk Muhammad ibn Abdillah, dari al-Muqawqis penguasa Qibti, keselamatan untuk kamu, amma ba’du. Saya sudah membaca suratmu, dan saya paham apa yang terkandung di dalamnya dan apa yang kamu dakwahkan. Dan aku juga tahu masih akan ada seorang nabi, aku mengira dia akan muncul dari negeri Syam. Aku sudah menghormati utusanmu, dan aku kirimkan untukmu dua orang budak, keduanya mempunyai kedudukan yang baik di Qibti. Juga aku kirimkan kiswah dan Baghal yang dapat engkau naiki. Semoga keselamatan tercurah kepadamu.
Respon Rasulullah SAW.
Seperti dalam surat balasannya, Muqawqis menghadiahkan Nabi SAW 2 orang budak perempuan yang mempunyai keistimewaan sendiri, baju dan seekor baghal (jenis kuda campur keledai).
Tidak diketahui apakah Muqawqis masuk Islam atau tidak.
Setelah menerima surat balasan dan hadiah-hadiahnya, Rasulullah SAW memutuskan untuk mengambil salah seorang budak yang bernama Maria Qibtiya sebagai budaknya (selirnya) dan memberikan seorang lagi yang bernama Sirin kepada Hasan ibn Tsabit.
Sedangkan baghalnya, beliau gunakan sendiri.
Diceritakan bahwa baghal ini masih hidup sampai zaman Mu’awiyah.
Peta