Metode Khutbah
Metode Khutbah Rasulullah SAW.
Beberapa metode dan etika yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam berkhutbah adalah :
- Memulai dengan memuji Allah SWT.
- Mengingatkan bahwa yang terbaik untuk disampaikan dalam khutbah atau informasi yang terbaik untuk diketahui manusia adalah: al-Qur’an dan al-Hadis.
- Memisahkan pujian dengan isi, dengan mengatakan Amma Ba’du.
- Banyak mengutip dan membacakan al-Qur’an.
- Dalam menyampaikan pesan tertentu yang sangat penting, suara beliau meninggi, matanya memerah dan kelihatan kemarahan beliau.
- Dalam masalah lain seperti dalam pembagian harta rampasan pada perang Hunayn, beliau menyampaikannya dengan lembut dan menggunakan nurani dan bahasa cinta yang dalam.
- Dalam kesempatan lain, beliau menggunakan bahasa keimanan, seperti dalam perjanjian Hudaibiyah.
- Dalam kesempatan lain, beliau menggunakan bahasa kiasan, seperti dalam berbicara dengan orang-orang badui.
- Momentum, tema, pendengar/hadirin, akan menentukan metode yang beliau pilih agar lebih komunikatif, efektif dan tepat.
Riwayat 1
Dari Jabir ra. dia bercerita:
Bahwa Rasulullah SAW ketika berkhutbah matanya memerah, suaranya meninggi dan kemarahannya memuncak sampai seolah-olah beliau komandan pasukan tentara yang berkata: Hati-hati di pagi hari dan hati-hati di sore hari. Beliau bersabda:
Aku diutus dan jaraknya dengan kiamat seperti ini (Beliau mengisyaratkan antara jari telunjuk dan jari tengah).
Kemudian Beliau melanjutkan:
Amma Ba’du, sesungguhnya pembicaraan yang terbaik adalah kitabullah (al-Qur’an) dan sebaik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk masalah adalah yang baru dan setiap yang bid’ah adalah kesesatan.
Kemudian Beliau melanjutkan khutbahnya:
Aku lebih berhak dari setiap orang mu’min dari dirinya sendiri. Barang siapa yang mewariskan harta, maka itu untuk keluarganya, dan barang siapa yang meninggalkan hutang atau barang hilang, maka itu diberikan kepadaku dan aku yang akan menanggungnya.
(HR. Muslim)
Riwayat 2
Dari Ummi Hisyam bint Haritsah yang berkata:
Tidaklah aku mengambil (mendengar/menghafal) surat Qof kecuali langsung dari lisan Rasulullah SAW, beliau membacanya setiap Jum’at di atas mimbar ketika berkhutbah di hadapan kaum manusia.
(HR. Muslim dan Ahmad)