Setelah jamaah haji meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk mabit dan untuk selanjutnya menuju Mina tempat Nabi Ibrahim As. akan melaksanakan perintah Allah Swt. untuk menyembelih puteranya Ismail As.
Sebelum sampai di tempat yang dituju, Nabi Ibrahim As. digoda iblis untuk membatalkan niatnya melaksanakan perintah Allah Swt itu. Di tiga tempat Nabi Ibrahim As. digoda, dan setiap tempat iblis menggoda itu Nabi Ibrahim As. melontarkan batu tertuju kepada iblis.
Demikian iblis akan selalu menggoda manusia untuk tidak mentaati perintah Allah Swt. Betapapun kecilnya kadar kebajikan yang akan dilakukan oleh manusia, godaan iblis pasti senantiasa menghadang. Al-Qur’an menceritakan ikrar iblis, yang dinilai sesat dan dilaknat oleh Allah Swt.
Setelah menolak perintah untuk bersujud kepada Nabi Adam As. dan minta diberi kesempatan hidup hingga hari manusia dibangkitkan (hari kiamat), lalu dikabulkan oleh Allah Swt., firman-Nya:
قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ
Iblis mengatakan; “Tuhanku, karena Engkau telah menilaiku sesat, niscaya akan kuhiasi kehidupan manusia di bumi,dan akan kusesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu di antara mereka yang ikhlas, hidup mentaati petunjuk-petunjuk-Mu.
(QS. Al-Hijr : 39-40)
Melontar jamarah mengingatkan jamaah haji bahwa iblis senantiasa berusaha menghalangi orang mukmin yang akan melakukan kebaikan. Dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. diingatkan:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
(رواه البخارى)
Sungguh syetan mengalir pada manusia sebagaimana jalannya darah.
(HR. Bukhari)
Syetan tidak akan pernah berhenti menggoda dan tidak mudah dirasakan godaannya. Orang-orang yang hidup ikhlas sajalah yang akan mampu menanggulangi godaan syetan itu. Nabi Ibrahim As. selamat dari godaan iblis, karena ikhlasnya menjalani hidup mentaati perintah-perintah Allah Swt., meskipun menghadapi ujian sangat berat, diperintahkan untuk menyembelih putranya Ismail As.
Melontar Jamrah mempunyai hikmah yang besar sekali. Dimaksudkan sebagai lambang lemparan terhadap iblis yang dilaknat oleh Allah Swt. Jamrah itupun ada tiga Jamrah Kubra, Jamrah Wustha dan Jamrah Shugra. Hikmah melempar Jamrah adalah untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim As. Allah Swt. mewahyukan kepadanya di tanah yang suci ini untuk menyembelih putranya. Dan beliau pun mematuhi perintah-Nya.
Beliau berangkat untuk melaksanakan perintah Allah Swt. Tiba-tiba syetan menggodanya agar tidak melaksanakan penyembelihan itu. Maka Ibrahim As. mengambil batu-batu kecil lalu melempar syetan-syetan itu dengan batu tersebut. Lemparan ini dilaksanakan di tempat pelemparan Jamrah yang pertama.
Ketika iblis yang melihat hal tersebut, maka segera menghubungi Siti Hajar dan mengejek perbuatan Nabi Ibrahim As. menyembelih putranya yang merupakan buah hatinya. Lalu Siti Hajar pun mengambil batu-batu dan melemparkannya kepada iblis. Lemparan itu pun dilakukan di tempat pelemparan Jamrah yang kedua. Maka tidak ada jalan lain bagi iblis kecuali mendekati Nabi Ismail As. dan mengejek perbuatan ayahnya sambil berkata, bahwa perbuatannya itu belum pernah terjadi dalam sejarah manusia di dunia sejak ia diciptakan oleh Allah Swt. Maka Nabi Ismail As. mengambil segenggam kerikil dan melemparkannya kepada iblis.
Lemparan itu dilakukan di tempat pelemparan Jamrah yang ke tiga. Karena iblis menggoda Ibrahim As, Siti Hajar dan Ismail As. yang masing–masing melemparkan batu kepada iblis, maka mengikuti jejak mereka seolah-olah kita ikut melempari iblis yang di kutuk oleh Allah Swt. itu. Dan juga karena iblis dilaknat Allah Swt. itu musuh umat manusia, dan ingin menjerumuskan mereka ke dalam perbuatan yang maksiat dan mengerjakan sesuatu yang merusak ibadah haji mereka, serta menggodanya, sebagaimana menggoda Nabi Ibrahim As, Siti Hajar, dan Nabi Ismail As. Dan juga menghinakan iblis yang dilaknat Allah Swt. sehingga putuslah harapannya yang ingin menjadikan Jamrah haji tunduk dan taat kepadanya.