Tuntunan Praktis
Perjalanan Ibadah Haji

Di Muzdalifah

Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Dzulhijjah).

  1. Selama di Muzdalifah jamaah diharap membaca talbiyah, dzikir, do’a, dan membaca Al-Qur’an.
  2. Mabit di Muzdalifah cukup sejenak (kadar lamanya cukup turun sebentar, mengambil batu kerikil, kemudian naik kendaraan dan berangkat lagi). Bagi jamaah yang tiba di Muzdalifah sebelum tengah malam, harus menunggu sampai lewat tengah malam.
  3. Mencari dan mengambil kerikil.
  4. Setelah lewat tengah malam menuju Mina.
  5. Jamaah haji yang karena sesuatu hal langsung ke Makkah maka sebaiknya melakukan thawaf ifadhah dan sa’i terlebih dahulu kemudian memotong rambut/cukur (tahallul awal), baru menuju Mina untuk melontar jamrah aqabah (tahallul tsani).
  6. Setelah tenggelam matahari pada hari Arafah, maka jamaah haji meninggalkan Arafah menuju ke Muzdalifah untuk berhenti, istirahat dan bermalam disitu. Itulah yang disebut mabit. Minimal setelah lewat tengah malam baru dibolehkan bergerak menuju Mina. Selama Mabit di Muzdalifah jamaah disunnahkan memungut kerikil (batu kecil) sedikitnya 7 butir untuk melontar Jamrah Aqabah esok paginya sesampainya di Mina. Mabit dan istirahat di Muzdalifah itu bagai pasukan tentara yang sedang menyiapkan tenaga dan memungut kerikil itu bagaikan menyiapkan senjata dalam rangka berperang melawan musuh laten manusia, yaitu syetan yang terkutuk.