Mencium Hajar Aswad sunnah bagi orang laki-laki. Mencium Hajar Aswad itu mengikuti amaliah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As., dan juga dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Nilai yang menonjol dalam mencium Hajar Aswad adalah nilai kepatuhan mengikuti Sunnah Rasul.
Dalam hubungan ini riwayat tentang sahabat Umar ra. ketika mencium Hajar Aswad mengatakan:
إِنَّي لَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْ لَمْ اَرَحَبِيْبِيْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبَّلَكَ أَوِاسْتَلَمَكَ مَا اسْتَلَمْتُكَ وَماَ قَبَّلْتُكَ
(رواه احمد)
Umar ra. berkata:
“Sungguh aku mengetahui engkau hanyalah batu, sekiranya aku tidak melihat kekasihku Rasulallah Saw. telah menciummu dan mengusapmu, niscaya aku tidak akan mengusapmu dan menciummu.”
(HR. Ahmad)
Dalam riwayat lain, bahwa Umar menghampiri Hajar Aswad, kemudian menciumnya seraya mengatakan:
إِنَّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
( رواه البخارى و مسلم )
Sungguh aku mengetahui bahwa engkau hanyalah batu, kamu tidak mampu memberi mudharat maupun manfaat, sekiranya aku tidak melihat Rasulullah Saw. menciummu niscaya aku tidak akan menciummu.
(HR. Bukhari, Muslim ).
Rasulullah Saw. telah memberikan tuntunan dalam bersikap terhadap Hajar Aswad sangat bijaksana. Jika mungkin, orang thawaf supaya mencium Hajar Aswad. Jika tidak mungkin cukup menyentuhnya dengan tangan. Kemudian mencium tangannya yang telah menyentuh Hajar Aswad itu.
Jika tidak mungkin, cukup berisyarat dari jauh, dengan tangan atau tongkat yang dibawa kemudian menciumnya. Dengan demikian mencium Hajar Aswad itu mencerminkan sikap kepatuhan seorang muslim mengikuti tuntunan Rasulallah Saw.